Jumat, 16 Agustus 2013

MENYONGSONG PEMILU 2014

Suatu pemandangan yang kurang sedap tetapi mungkin telah menjadi bagian dari budaya kita, di setiap sudut dan tempat, di setiap jalan dan gang, di tiang-tiang listrik dan telepon, di pohon-pohon, di pagar-pagar dan tembok rumah, bergelantung ditiup angin terpampang wajah-wajah calon legislatif, baik calon legislatif tingkat kota/kabupaten, provinsi, maupun nasional. Yang menjadi pertanyaan se-efektif apakah kiat masif seperti ini sebagai sarana sosialisasi dan pembelajaran politik bagi masyarakat. Ataukah sekedar mejeng untuk mengatakan “inilah Aku calon wakil rakyat”. Ya, semua hanya dapat kita terima menjadi bagian budaya kita, meskipun membuat lingkungan menjadi agak terganggu, namun tentunya memberikan berkah bagi insan percetakan.

Memandang beratus-ratus wajah yang terpampang itu, saya jadi teringat dalam rangka Pemilihan Presiden yang lalu pernah mendapatkan setumpuk data hasil Pemilu 2009 untuk Kota Tangerang Selatan yang diberikan Abang saya, Bang Muslim Berlian seorang tokoh dan aktifis FKPPI, mantan anggota DPRD Kabupaten Tangerang untuk dilakukan tabulasi sehingga dapat memberikan gambaran tentang peta kekuatan partai politik berdasarkan hasil Pemilu 2009 di Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya terbersit dalam pemikiran saya, bila data-data ini diolah dan disajikan dalam sebuah buku mungkin dapat memberikan informasi ataupun bahan dasar bagi para calon legislatif dalam menyusun strategi dan langkah politiknya. Kemudian dalam beberapa minggu belakangan ini saya coba fokuskan daya pikiran dan rasa untuk mewujudkan buku yang dimaksud, hingga akhirnya sebuah buku sejumlah 200 halaman yang isinya kombinasi tabulasi hasil Pemilu 2009 dan berbagai sumber informasi lainnya. Meskipun saya sadar masih banyak hal yang harus diperbaiki maupun ditambahkan missing data hasil Pemilu 2009 untuk tiap kelurahan pada dapil Tangerang Selatan 1, namun saya berharap dapat memberikan sedikit informasi yang semoga memberikan pencerahan bagi setiap calon legislatif untuk lebih smart dan scientist dalam berolah politiknya.

Bagian buku tersebut terdiri dari: Kata Pengantar; Daftar Isi; Daftar Gambar dan Tabel; Bab 1. Kota Tangerang Selatan (bab yang menjelaskan sejarah, geografi dan demografi Kota Tangerang Selatan sebagai pembuka dan pengantar buku); Bab 2. Peta Partai Politik (berisi informasi dan tabulasi hasil Pemilu 2009); Bab 3. Analisis Peta Kekuatan Parpol Di Tangerang Selatan (berisi sekilas landasan teori, analisis potensi suara, analisis peta kekuatan parpol menurut dapil, kecamatan dan kelurahan); Bab 4. Sekilas Pemilu 2014 (berisi informasi tentang sistem pemilu, parpol peserta Pemilu 2014, DCS DPRD Kota Tangerang Selatan, Data Agregat dan Kependudukan serta alokasi kursi DPRD); Bab 5. Analisis Calon Legislatif DPRD Kota Tangerang Selatan; Bab 6. Kesimpulan dan Strategi.

Beberapa bagian kecil dari buku tersebut telah diposting pada blog ini, semoga bermanfaat dan bagi yang tertarik silahkan kontak melalui blog ini untuk kontak lanjut. Terima kasih.

Minggu, 04 Agustus 2013

CALEG PERAIH KURSI DPRD KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014 (PREDIKSI)

PREDIKSI CALEG YANG MEMILIKI PROBABILITAS TINGGI MERAIH KURSI DPRD KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014

Tidak perlu panik dulu, apa yang akan disampaikan disini adalah prediksi jadi istilahnya tebak-tebakan. Tapi bukan sembarang tebakan pastinya tentu disertai data dan informasi yang bisa dibilang cukup meyakinkan. Data rekord yang dijadikan acuan adalah hasil Pemilu 2009 yang kemudian ditabulasi dan diolah untuk menghasilkan kesimpulan fakta yang dapat dijadikan sebagai acuan apa yang akan disampaikan. Jujur, bahwa prediksi yang dibuat berdasarkan pada asumsi “cetiris paribus”. Segala variabel tidak berubah, meskipun sadar dan paham betul dunia politik tidaklah statis tapi penuh dinamika. Namun kadang kala secara faktual yang terjadi adalah statis, dunia perpolitikan hanya seperti itu. Terutama mengenai PEMILU. Semua akan sibuk pada tahun politik, mengumbar pesona, janji, dan terlihat sibuk “seolah-olah” (maaf) peduli pada rakyat. Namun setelah itu, hilang tertiup angin lalu dan terus berulang nanti di tahun politik berikutnya. Kaderisasi, pendidikan politik, datang kepada konstituen hanya sekedar basa-basi, apalagi berjuang “pure” untuk rakyat. Memang tidak semua, kata orang bijak diantara buah dalam satu pohon tidak semuanya terkontaminasi dan rusak oleh hama disekitarnya, masih ada buah yang terpelihara dan tetap pada “nawaitu” nya tumbuh untuk makhluk sekitarnya dan sebagai “rahmatan lil alamin”. Kembali kepada prediksi, hal ini bisa dibilang serius bisa juga hanya main-main. Tergantung “ceteris paribus” berlaku atau tidak, tergantung sepak terjang para caleg bermain strategi, terlebih lagi kandidat-kandidat baru. Mampukah para caleg melakukan sinergisme, antara inner pribadi, material supporting dan environment situation. Mulai lakukanlah analisa SWOT untuk menyusun Renstra, sehingga didapatkan “big bang” pencerahan dengan penemuan strategi yang inovatif, berkelas, bermulti guna dan hemat biaya. Bukan mustahil karena kita semua bisa.
Prediksi kita mulai.............

1.    Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 1
Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 1 meliputi Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, tersedia 8 (delapan) kursi DPRD yang diperebutkan oleh 91 caleg (sesuai DCS) berarti masing-masing hanya memiliki peluang 8,79% atau 1 kursi diperebutkan oleh 11,38 orang caleg. Sebagai informasi ada 15 (lima belas) orang caleg adalah “experient person”(EP) pada Pemilu 2009. Gambaran komposisi caleg sebagai berikut:
1.        Partai Nasional Demokrat menempatkan 8 caleg, EP 2 orang, yaitu Farha Diba (caleg Gerindra di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 779 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 393 suara); Raden Marudut (caleg PKDI di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 413 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 268 suara).
2.     Partai Kebangkitan Bangsa menempatkan 8 caleg, EP 3 orang, yaitu H. Hanapi Kadim (caleg PKB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 246 suara, khusus Dapil KTS 1 adalah 226 suara); Hj. Nurhayati Yusup (caleg PKB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.513 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 1.159 suara); Didi Supriyadi, SE (caleg PKB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 42 suara, khusus untuk Dapil KTS 1 adalah 28 suara).
3.      Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 6 caleg, EH 2 orang, yaitu Siti Chodijah, S.Pd, M.Si (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.616 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 626 suara); Bisri Haerudin (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.435 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 1.105 suara).
4.     Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menempatkan 6 caleg, EP 1 orang, yaitu Tb. Bayu Murdani (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.223 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 1.119 suara).
5.    Partai Golongan Karya menempatkan 8 caleg, EP 1 orang, yaitu Dedi Mashudi, SH (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.408 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 1.014 suara).
6.         Partai Gerakan Indonesia Raya menempatkan 8 caleg, seluruhnya kandidat baru (mantap Bro – Red).
7.     Partai Demokrat menempatkan 8 caleg, EH 1 orang, yaitu Adde Maulana (caleg PIS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 64 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 44 suara – masih perlu klarifikasi/kuatir salah orang-Red) dan “kuda hitam” Anang Setiana (Sekretaris DPC Demokrat).
8.        Partai Amanat Nasional menempatkan 8 caleg, seluruhnya kandidat baru (yakin nech-Red).
9.     Partai Persatuan Pembangunan menempatkan 8 caleg, EP 1 orang, yaitu Sarbini, S.Pd.I (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 290 suara, khusus Dapil KTS 1 adalah 187 suara).
10.  Partai Hati Nurani Rakyat menempatkan 8 caleg, EP 2 orang, yaitu Drs. H. Muh. Saleh Asnawi (caleg Hanura di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.468 suara dan khusus Dapil KTS 1 adalah 1.038 suara); Yose Connela Novenita (caleg Hanura di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 248 suara, khusus Dapil KTS 1 adalah 150 suara).
11.   Partai Bulan Bintang menempatkan 6 caleg, EP 2 orang, yaitu Yardin Zulkarnain (caleg PBR di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2 mendapat suara langsung 27 suara); Wandih (caleg PNBKI di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 11 suara).
12.   Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia menempatkan 8 caleg, seluruhnya kandidat baru (boleh juga-Red).
Prediksi caleg yang akan meraih kursi DPRD Kota Tangerang Selatan untuk Dapil KTS 1 adalah:          (1) Partai Kebangkitan Bangsa (Nurhayati Yusup); (2) Partai Keadilan Sejahtera (Siti Chodijah); (3) Partai Keadilan Sejahtera (Bisri Haerudin); (4) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Tb. Bayu Murdani); (5) Partai Golongan Karya (Dedi Mashudi, SH); (6) Partai Demokrat (Anang Setiana); (7) Partai Hati Nurani Rakyat (Drs. H. Moh. Saleh Asnawi); dan (8) diperebutkan antara caleg dari Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional serta Partai Gerakan Indonesia Raya.

2.    Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 2
Dapil KTS 2 meliputi Kecamatan Serpong Utara yang mendapat alokasi 5 (lima) kursi DPRD Kota Tangerang Selatan. Caleg yang bertarung pada Dapil ini adalah sebanyak 59 caleg, sehingga probabilitasnya 8,47% atau 1 kursi diperebutkan 11,8 orang caleg. Sebagai informasi, pada Dapil ini sesuai DCS terdapat 8 orang caleg berpredikat “EP”. Komposisi caleg adalah sebagai berikut:
1.        Partai Nasional Demokrat menempatkan 5 caleg, seluruhnya kandidat baru. Maaf, hanya atas nama Drs. H. Ayi Ruhiyat,MM yang harus diperhitungkan.
2.      Partai Kebangkitan Bangsa menempatkan 4 caleg, EP 1 orang, yaitu Sita Winata (caleg PKB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 138 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 101 suara).
3.        Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 5 caleg, seluruhnya kandidat baru.
4.     Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menempatkan 5 caleg, EP 1 orang, yaitu Toha (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 3.410 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 2.968 suara).
5.     Partai Golongan Karya menempatkan 5 caleg, EP 2 orang, yaitu H. Yahman (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.160 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 979 suara); Julia Miharja (caleg PDS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.457 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 419 suara).
6.        Partai Gerakan Indonesia Raya menempatkan 5 caleg, seluruhnya kandidat baru.
7.      Partai Demokrat menempatkan 5 caleg, EP 1 orang, yaitu Edward Hasibuan, SE,MM (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.326 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 530 suara).
8.      Partai Amanat Nasional menempatkan 5 caleg, EP 1 orang, yaitu Hj. Nani Suparni, SE, M.Si (caleg PAN di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.477 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 1.847 suara).
9.        Partai Persatuan Pembangunan menempatkan 5 caleg, EP 1 orang, yaitu H. Agus Setiawan (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 533 suara, khusus Dapil KTS 2 adalah 275 suara).
10.   Partai Hati Nurani Rakyat menempatkan 5 caleg, EP 1 orang, yaitu H. Agus Mihardja, BBA, SE (caleg Hanura di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.849 suara dan khusus Dapil KTS 2 adalah 1.389 suara).
11.     Partai Bulan Bintang menempatkan 5 caleg, seluruhnya kandidat baru.
12.     Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia menempatkan 5 caleg, seluruhnya kandidat baru.
Prediksi caleg yang memiliki probabilitas tinggi untuk meraih kursi DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 untu Dapil KTS 2 adalah sebagai berikut: (1) Partai Nasional Demokrat (Drs. Ayi Ruhiyat); (2) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Toha); (3) Partai Amanat Nasional (Hj. Nani Suparni, SE); (4) Partai Hati Nurani Rakyat (H. Agus Miharja, BBA, SE); dan (5) akan diperebutkan antara caleg Partai Keadilan Sejahtera, Partai Golongan Karya, serta Partai Demokrat.

3.    Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 3
Dapil KTS 3 meliputi Kecamatan Pondok Aren dengan alokasi kursi DPRD Kota Tangerang Selatan sebanyak 11 (sebelas) kursi yang diperebutkan oleh 126 caleg, dengan probabilitas 8,73% atau 1 kursi diperebutkan oleh 11,46 orang caleg. Pada Dapil ini terdapat 11 orang EP. Komposisi caleg adalah sebagai berikut:
1.       Partai Nasional Demokrat menempatkan 11 caleg, EP 1 orang, yaitu Dr. H. Djunaedy R Saragih (caleg PAN di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.085 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 1.860 suara).
2.        Partai Kebangkitan Bangsa menempatkan 10 caleg, seluruhnya kandidat baru.
3.        Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 11 caleg, seluruhnya kandidat baru.
4.     Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menempatkan 11 caleg, EP 2 orang, yaitu Drs. Made Laksmi Pusparini (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.598 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 1.038 suara); Hercules L Tobing (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.115 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 730 suara).
5.      Partai Golongan Karya menempatkan 11 caleg, EP 3 orang, yaitu Drs. H. Syihabuddin Hasyim, SH (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 3.500 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 3.053 suara); Nurhasan (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.818 suara); Mustapa Abdurrachman, SH,MH (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 2.641 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 2.491 suara).
6.         Partai Gerakan Indonesia Raya menempatkan 11 caleg, keseluruhan kandidat baru.
7.        Partai Demokrat menempatkan 11 caleg, EP 3 orang, yaitu Ir. Bambang P Rachmadi (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 12.382 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 7.198 suara); H. Gacho Sunarso (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 3.056 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 2.294 suara); Surya Adhhyaksa, S.IP, M.Si (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.455 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 7.198 suara).
8.        Partai Amanat Nasional menempatkan 10 caleg, seluruhnya kandidat baru.
9.        Partai Persatuan Pembangunan menempatkan 11 caleg, EP 2 orang, yaitu H. Idris Rosyadi, S.Pd.I (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 821 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 781 suara); H.M. Yogie Abdullah S (caleg PBR di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 946 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 912 suara).
10.     Partai Hati Nurani Rakyat menempatkan 11 caleg, EP 1 orang, yaitu Supardi MZ (caleg PPPI di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 52 suara dan khusus Dapil KTS 3 adalah 12 suara).
11.     Partai Bulan Bintang menempatkan 9 caleg, seluruhnya kandidat baru.
12.     Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia menempatkan 9 caleg, seluruhnya kandidat baru.
Prediksi caleg yang memiliki probabilitas tinggi untuk meraih kursi DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 untu Dapil KTS 3 adalah sebagai berikut: (1) Partai Nasional Demokrat (Dr. H. Djunaedy, RS); (2) Partai Keadilan Sejahtera; (3) Partai Keadilan Sejahtera; (4) Partai Keadilan Sejahtera;           (5) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan; (6) Partai Golongan Karya (Drs. H. Syihabuddin Hasyim, SH); (7) Partai Golongan Karya (Nurhasan/Mustapa Abdurrahman,SH);                               (8) Partai Demokrat (Ir. H. Bambang P Rachmadi); (9) Partai Demokrat (Surya Adhiyaksa, S.IP);   (10) Partai Demokrat (H. Gacho Sunarso, S.IP); dan (11) diperebutkan antara caleg dari Partai Bulan Bintang, Partai Amanat Nasional, serta Partai Gerakan Indonesia Raya.

4.    Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 4
Dapil KTS 4 meliputi Kecamatan Ciputat dengan alokasi kursi DPRD Kota Tangerang Selatan sebanyak 7 (tujuh) kursi yang diperebutkan oleh 81 caleg, dengan probabilitas 8,64% atau 1 kursi diperebutkan oleh 11,57 orang caleg. Pada Dapil ini terdapat 10 orang EP. Komposisi caleg adalah sebagai berikut:
1.        Partai Nasional Demokrat menempatkan 7 caleg, seluruhnya kandidat baru.
2.        Partai Kebangkitan Bangsa menempatkan 6 caleg, seluruhnya kandidat baru.
3.      Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 6 caleg, EP 1 orang, yaitu Andi Cut Muthia AM, A.Md (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.612 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 990 suara).
4.     Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menempatkan 7 caleg, EP 2 orang, yaitu Aldi S Zuhri (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.804 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 1.593 suara); H. Sukirno (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 724 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 530 suara).
5.      Partai Golongan Karya menempatkan 7 caleg, EP 2 orang, yaitu H. Sukarya, S.Ag, M.Si (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 3.920 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 3.200 suara); Aminudin (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 4.075 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 3.752).
6.       Partai Gerakan Indonesia Raya menempatkan 7 caleg, EP 1 0rang, yaitu Rahayu Lukitaningsih, SH (caleg Gerindra di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.946 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 857 suara).
7.         Partai Demokrat menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Tb, Irvanul Hakim (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.822 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 611 suara).
8.        Partai Amanat Nasional menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Tb. Rachmatullah, S.IP (caleg PAN di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.204 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 1.371 suara).
9.     Partai Persatuan Pembangunan menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Ruswandi, SE (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 547 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 414 suara).
10.  Partai Hati Nurani Rakyat menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Surya Darma,SH (caleg Hanura di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 690 suara dan khusus Dapil KTS 4 adalah 484 suara).
11.     Partai Bulan Bintang menempatkan 6 caleg, seluruhnya kandidat baru.
12.     Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia menempatkan 7 caleg, seluruhnya kandidat baru.
Prediksi caleg yang memiliki probabilitas tinggi untuk meraih kursi DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 untu Dapil KTS 4 adalah sebagai berikut: (1) Partai Keadilan Sejahtera (Andi Cut Muthia AM, A.Md); (2) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Aldi S Zuhri, B.Sc); (3) Partai Golongan Karya (H. Sukarya, S.Ag, M. Si); (4) Partai Golongan Karya (Aminudin); (5) Partai Demokrat           (Tb. Irvanul Hakim); (6) Partai Amanat Nasional (Tb. Rachmatullah); dan (7) akan diperebutkan oleh caleg dari Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Persatuan Pembangunan, serta Partai Gerakan Indonesia Raya.

5.    Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 5
Dapil KTS 5 meliputi Kecamatan Ciputat Timur dengan alokasi kursi DPRD Kota Tangerang Selatan sebanyak 7 (tujuh) kursi yang diperebutkan oleh 79 caleg, dengan probabilitas 8,86% atau 1 kursi diperebutkan oleh 11,29 orang caleg. Pada Dapil ini terdapat 9 orang EP. Komposisi caleg adalah sebagai berikut:
1.      Partai Nasional Demokrat menempatkan 7 caleg, seluruhnya kandidat baru.
2.      Partai Kebangkitan Bangsa menempatkan 6 caleg, EP 1 orang, yaitu Syarif Hidayat (caleg PKB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 704 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 597).
3.    Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 6 caleg, EP 2 orang, yaitu Drs. Sudarso, M.Si (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.091 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 382 suara); Muhammad Ambia, A.Md (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.315 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 654 suara).
4.      Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Bambang Triyadi (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.450 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 1.277 suara).
5.    Partai Golongan Karya menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Abdul Rahman, SH (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.397 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 1.073 suara).
6.       Partai Gerakan Indonesia Raya menempatkan 7 caleg, keseluruhan kandidat baru.
7.   Partai Demokrat menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu H. Rommy Adhie Santoso, SH (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 10.593 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 4.197 suara).
8.        Partai Amanat Nasional menempatkan 6 caleg, seluruhnya kandidat baru.
9.         Partai Persatuan Pembangunan menempatkan 7 caleg, EP 2 orang, yaitu Nanang Sukirman (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.768 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 1.012 suara); Darmawan Setiadi (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.217 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 955 suara).
10.     Partai Hati Nurani Rakyat menempatkan 7 caleg, EP 1 orang, yaitu Amar (caleg Hanura di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 3.629 suara dan khusus Dapil KTS 5 adalah 2.780 suara).
11.     Partai Bulan Bintang menempatkan 6 caleg, seluruhnya kandidat baru.
12.     Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia menempatkan 6 caleg, seluruhnya kandidat baru.
Prediksi caleg yang memiliki probabilitas tinggi untuk meraih kursi DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 untu Dapil KTS 5 adalah sebagai berikut: (1) Partai Keadilan Sejahtera (Drs. Sudarso); (2) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Bambang Triyadi); (3) Partai Golongan Karya (Abdul Rahman, SH); (4) Partai Demokrat (H. Rommy Adhie Santoso); (5) Partai Persatuan Pembangunan (Nanang Sukirman/Dermawan Setiadi); (6) Partai Hati Nurani Rakyat (Amar); dan (7) diperebutkan oleh caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (Syarif Hidayat, S.Ag) serta Partai Keadilan Sejahtera (M. Ambiya, A.Md).

6.    Daerah Pemilihan Kota Tangerang Selatan 6
Dapil KTS 6 meliputi Kecamatan Pamulang dengan alokasi kursi DPRD Kota Tangerang Selatan sebanyak 12 (dua belas) kursi yang diperebutkan oleh 140 caleg, dengan probabilitas 8,57% atau 1 kursi diperebutkan oleh 11,67 orang caleg. Pada Dapil ini terdapat 19 orang EP. Komposisi caleg adalah sebagai berikut:
1.        Partai Nasional Demokrat menempatkan 12 caleg, EP 2 orang, yaitu Ady Suhardyaksa, SH (caleg PAN di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 277 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 236 suara).
2.      Partai Kebangkitan Bangsa menempatkan 11 caleg, EP 1 orang, yaitu Drs. Nur Kholiq (caleg PKB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.252 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 1.802 suara).
3.       Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 10 caleg, EP 2 orang, yaitu Ir. Ruhamaben, MSAe (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 7.531 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 3.722 suara); Hj. Yulhida Zahar, S.Sos, M.Si (caleg PKS di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 2.760 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 1.652 suara).
4.      Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menempatkan 12 caleg, EP 1 orang, yaitu Iwan Rahayu (caleg PDIP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 3.353 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 2.888 suara).
5.     Partai Golongan Karya menempatkan 12 caleg, EP 2 orang, yaitu H. Hariyadi, S.Ag (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.828 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 1.604 suara); Abdul Kohar (caleg Golkar di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 5.194 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 2.011 suara).
6.        Partai Gerakan Indonesia Raya menempatkan 12 caleg, keseluruhan kandidat baru.
7.        Partai Demokrat menempatkan 12 caleg, EP 4 orang, yaitu Ir. H.M. Rizky Jonis, M.Sc (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 1, mendapat suara langsung 1.431 suara); Sri Noor Lenawati (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 4.244 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 2.306 suara); H. Adi Sutjipto, SH (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 5.260 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 2.930 suara); Agnes Hanarsih Haroen (caleg Demokrat di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 5.410 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 3.800 suara).
8.        Partai Amanat Nasional menempatkan 12 caleg, EP 2 orang, yaitu H. Al Mansyur, SE,MM (caleg PAN di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.752 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 1.449 suara); Dra. Pupu Fauziah (caleg PAN di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 1.058 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 857 suara)
9.     Partai Persatuan Pembangunan menempatkan 12 caleg, EP 2 orang, yaitu Maryono, ST (caleg PPP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 461 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 419 suara); Ismail Mahulauw, S.MQ, S.Pd.I (caleg PBR di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 586 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 143 suara).
10.   Partai Hati Nurani Rakyat menempatkan 12 caleg, EP 2 orang, yaitu R. Ida Dariyah, SE (caleg Hanura di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 662 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 377 suara); Bei Komarahadi S Iskandar (caleg PDP di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 530 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 44 suara)
11.  Partai Bulan Bintang menempatkan 11 caleg, EP 1 orang, yaitu Masturo (caleg PBB di Pemilu 2009 untuk Dapil TS 2, mendapat suara langsung 728 suara dan khusus Dapil KTS 6 adalah 582 suara).
12.     Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia menempatkan 12 caleg, seluruhnya kandidat baru.
Prediksi caleg yang memiliki probabilitas tinggi untuk meraih kursi DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 untu Dapil KTS 6 adalah sebagai berikut: (1) Partai Nasional Demokrat (Saderi A Saeri); (2) Partai Kebangkitan Bangsa (Drs. Nur Kholiq); (3) Partai Keadilan Sejahtera (Ir. H. Ruhamaben, MSAe); (4) Partai Keadilan Sejahtera (Yulhida Zahar, S.Sos); (5) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Iwan Rahayu); (6) Partai Golongan Karya (Hariyadi, S.Ag); (7) Partai Golongan Karya (Abdul Kohar); (8) Partai Demokrat (Ir. H. M. Rizky Jonis, M.Sc); (9) Partai Demokrat (Sri Noor Lenawati); (10) Partai Demokrat (H. Adi Sutjipto, SH); (11) Partai Demokrat (Agnes Hanarsih Haroen); dan (12) Partai Amanat Nasional (H. Al Mansyur,SE, MM).
Sampai di penghujung acara.......
What do you think??? Tidak perlu gundah, tidak perlu risau, inikan hanya prediksi. Hancurkan...gagalkan...disclaimed... prediksi ini dengan fakta, karena dengan begitu baru percaya bahwa dunia politik itu tidak statis tetapi dinamis dan penuh dengan inovasi, ledakan besar, pembaharuan dan tentunya pendidikan serta kesejahteraan rakyat. Mohon maaf apabila ada hal yang salah atau kurang berkenan, hitung-hitung liburan menghadapi Idul Fitri. Taqaballahu minna wa minkum, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Keterangan: Pada Pemilu Tahun 2009 Kota Tangerang Selatan dibagi menjadi 2 Daerah Pemilihan, yaitu Dapil TS 1 (Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Setu, Kecamatan Pondok Aren) dan Dapil TS 2 (Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang)

Jumat, 05 Juli 2013

PERSONAL EXCELLENT

PRIBADI YANG UNGGUL


Seperti apakah pribadi yang unggul itu???
Apakah dengan memiliki umur yang panjang, harta yang banyak dan kekuasaan yang tinggi, maka sudah dapat dipastikan Kita menjadi seorang pribadi yang unggul, hebat dan luar biasa???
Apakah dengan memiliki power, position and property, maka Kita telah menjadi pribadi yang unggul, hebat dan luar biasa???
Apakah dengan memiliki harta yang banyak, memiliki tahta dan wanita tercatik, maka Kita telah menjadi pribadi yang unggul, hebat dan luar biasa???

Kriteria pribadi yang unggul sesuai yang diterangkan Allah dalam Al-Qur’an dalam ayat yang berbeda namun memiliki satu sudut persamaan adalah sebagai berikut:

Kriteria Personal Excellent Pertama
Simak dan cermati Al-Qur’an surah At-Tiin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Di dalam bahasa Arab dikenal ada ungkapan yang disebut dengan istilah ‘isim tafdil’, yaitu suatu kata benda yang berfungsi untuk membuat tingkatan-tingkatan (mirip dengan degrees of comparison dalam bahasa Inggris). Apabila dalam bahasa Inggris dikenal ada 3 (tiga) level dalam kualitas, yaitu level positive, level komparative dan level superlative (contoh: good (positif); better (komparatif); dan the best (superlatif). Sedangkan dalam bahasa Arab hanya mengenal 2 (dua) level yaitu baik dan terbaik (hasan dan ahsan). Dalam surah At-Tiin tersebut diatas Allah tidak menggunakan istilah 'hasan', tetapi menggunakan istilah 'ahsan' yang berarti adalah “the best”. Sehingga dari surah At-Tiin ayat 4 tersebut dapatlah dipahami bahwa Allah menciptakan manusia (saya, Anda dan Kita semua) dalam bentuk yang paling baik, bukan sekedar bentuk yang baik. Intinya manusia memiliki profil yang terbaik (profile excellent). Untuk itu karena kita telah diciptakan dalam profile excellent, maka sebagai wujud rasa syukur selayaknya kita melakukan apa yang disebut dengan the best appereance (penampilan terbaik).
Mengapa penampilan terbaik itu penting? Penampilan memang bukan yang utama, tetapi menjadi hal pertama di dalam satu pergaulan sebagai kesan awal. Pada awal perjumpaan orang mungkin belum bisa menebak apa isi pikiran dan isi hati kita, namun orang bisa menilai dari penampilan kita. Disinilah pentingnya penampilan terbaik, yaitu menciptakan dan menghadirkan kesan awal yang positif sehingga orang mempunyai kesan yang baik kepada kita. How to give the first positive impresion (bagaimana kita dapat memberikan kesan pertama yang positif) kepada orang lain menjadi hal utama, selanjutnya terserah orang bagaimana menilai kita. Untuk mencapai the best appereance, ada beberapa komponen yang harus kita perbaiki dan tingkatkan.
Pertama, posisi tubuh. Posisi tubuh seseorang menggambarkan perasaan dan sikapnya. Contoh, seorang yang berdiri sambil menundukkan kepala kebawah lalu merendahkan bahu, maka seolah-olah timbul kesan sebagai seorang yang pesimis, sedang punya masalah, dan negative thinking. Tetapi sebaliknya jika kita mengangkat bahu, kemudian mengangkat kepala ke atas maka akan merubah kesan menjadi orang yang optimis. Hal inilah yang dimaksud posisi tubuh berkaitan dengan the best appereance.
Kedua, ekspresi wajah. Pada saat berhadapan atau bicara dengan orang lain, maka ekspresi wajah harus dapat memberikan kekuatan (power) terhadap lawan bicara sesuai dengan makna apa yang ingin kita sampaikan sehingga pesan dapat diterima dengan baik oleh si penerima pesan/lawan bicara.
Ketiga, cara berpakaian. Pakaian menggambarkan jiwa kita, keadaan kita, perasaan kita bahkan ungkapan psikologis dan karakter.
Ketiga hal tersebut diatas adalah personal excellent yang pertama, yaitu kita dituntut untuk memiliki suatu penampilan yang terbaik. Tetapi tidak cukup sampai disini, personal excellent tidak hanya sekedar penampilan. Penampilan dapat dibuat, direkayasa dan disiasati.

Kriteria Personal Excellent Ke-dua
Simak dan cermati Al-Quran Surah Fushshilat ayat 33, yang artinya “Siapa yang paling baik perkataannya dari seorang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Jadi yang kedua adalah ‘ahsanu qaulan’ (kata-kata yang terbaik), karena perkataan terbaik menggambarkan atau merepresentasikan karakater. Sesorang yang good character itu artinya good statement, seseorang dengan karakter baik maka akan mengeluarkan kata-kata yang baik. Sehingga seorang yang memiliki personal excellent adalah seorang yang memiliki attitude yang terbaik, the best attitude.
Seorang pribadi yang unggul harus memiliki suatu sikap yang terbaik dan sikap terbaik ini memiliki sifat-sifat positif, positive thinking (berpikir positif). Positive thinking adalah bagaimana kita memandang setiap peristiwa dalam kehidupan ini secara sudut pandang yang tepat. Sebagai ilustrasi, seorang photografer tidak hanya memilih objek yang bagus untuk di foto, karena walupun objek itu bagus belum tentu akan menghasilkan kualitas foto yang baik. Yang menjadi kekuatan disini adalah ‘angel’, yaitu sudut pandang yang tepat. Ketika mengambil angel yang tidak tepat, maka objek pun akan menjadi jelek. Dalam kehidupan demikian pula, ketika kita memandang episode-episode dalam kehidupan ini dengan sudut pandang yang salah, sudut pandang yang negatif, maka kita akan mendapatkan sikap yang negatif. Di sinilah pentingnya kita memandang setiap peristiwa yang ada di sekeliling kita, baik yang positif maupun yang negatif, selalu dengan sudut pandang yang tepat. Seorang the best attitude adalah seorang yang selalu bisa mengatakan, “Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan semua yang ada di muka bumi ini dengan sia-sia. Semuanya mengandung manfaat walaupun itu termasuk musibah sekalipun.”
Sikap selanjutnya dari the best attitude adalah proaktif, yaitu bagaimana kita selalu menghadapi segala macam stimulasi atau rangsangan baik itu yang negatif maupun yang positif dengan repon yang positif. Ketika kita mendapatkan suatu musibah, kita tidak langsung memberikan suatu respon secara emosional, tetapi menggunakan hati nurani dan kedewasaan bersikap di dalam menghadapi segala persoalan. Dalam artian seorang dengan the best attitude adalah seorang yang memiliki kepekaan yang sangat mendalam terhadap situasi yang ada di sekelilingnya, tidak menjadi orang yang apatis atau skeptis, tetapi menjadi orang yang selalu perhatian terhadap lingkungan di sekitarnya walupun itu perubahan yang kecil dan selalu berinisiatif untuk melakukan perubahan terhadap hal-hal yang tidak cocok di dalam kehidupannya. Perbedaan yang mencolok antara orang yang proaktif dengan yang tidak, adalah satu kata, yaitu ‘take action’, mengambil sikap/keputusan.

Kriteria Personal Excellent Ke-tiga
Personal excellent ke tiga adalah the best achievement, simak dan cermati firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Mulk ayat 2, “Allah yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya.” Di sini tidak dikatakan aktsaru ‘amala tetapi ahsanu ‘amala. Jadi yang diketekankan bukan pada kuantitas perbuatan tetapi ditekankan pada kualitas perbuatan (the quality of action). Sehingga syarat ke tiga menjadi seorang yang personal excellent adalah harus memiliki the best achievement, ‘prestasi yang terbaik’, bukan sekedar prestasi yang baik.
Dalam the best achievement terdapat dua hal, pertama ‘be outstanding person’, yaitu tidak hanya menjadi orang rata-rata (average) tetapi harus menjadi orang yang melakukan suatu pekerjaan dengan hasil ‘di atas rata-rata’; kedua adalah ‘be extra ordinary’, yaitu menjadi orang diluar kebiasaan sekaligus orang yang luar biasa.

Sebagai penutup ada kalimat bijak yang dapat menjadi aset dalam menghadapi berbagai macam problem,

“Your attitude does not depend on your aptitude, but depend on your attitude, so you can make magnitude.”

Harga diri Anda tidak ditentukan oleh bakat, posisi, jabatan, dan harta tetapi terletak pada sikap Anda, sehingga dengan sikap itu, Anda bisa membuat suatu perubahan-perubahan yang bermakna dalam kehidupan

(tulisan ini disarikan dari buku karya Reza M Syarief berjudul Life Excellent)

Minggu, 30 Juni 2013

LIFE EXCELLENT; Menuju Hidup Lebih Baik

LIFE EXCELLENT; Menuju Hidup Lebih Baik


Tulisan berikut ini merupakan ringkasan dari salah satu bagian bab dengan judul yang sama dari buku LIFE EXCELLENT karangan Reza M. Syarief, terbitan Prestasi Jakarta, tahun 2005. Selanjutnya akan diposting bagian lain dari isi buku tersebut pada kesempatan berikutnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banyak orang bilang sekarang ini zaman multi krisis, sehingga manajemen hidup yang dipegang juga manajemen krisis. Banyak diantaranya memakai prinsip “pasrahisme” dengan “nrimo mentality”, yaitu mentalitas menerima apa adanya, apapun yang terjadi harus diterima, buat apa “ngoyo”. memang sudah takdir dan nasib.
Namun prinsip ini tidak selaras dengan konsep tawakal yang kita kenal, karena tawakal akan terjadi setelah kita melewati proses ikhtiar plus doa. Dalam suatu riwayat Rasulullah menegur seorang jamaah yang menaruh unta tetapi tidak diikatkan ke sebuah tiang. Lalu ditegur oleh Rasulullah, “Bagaimana Anda dapat membiarkan unta Anda tanpa diikat?” Orang itu menjawab, “Ya Rasulullah, saya tawakal. Kalau memang sudah takdirnya hilang ya hilang saja, silahkan. Tapi kalau masih rezeki saya, tentu unta itu tetap ada.” Rasulullah membantah argumen orang itu, “Bukan begitu yang dimaksud dengan tawakal. Anda ikat dengan kencang, baru setelah itu Anda tawakal.” Usaha yang keras dan berdoa yang tekun baru kita tawakal kepada Allah SWT.   
Prinsip inilah yang disebut dengan “stabilitas”, dimana dalam bertindak tidak lagi didasarkan kepada emosional tetapi dianalisis secara rasional dan diputuskan secara spiritual. Banyak diantara kita ketika menghadapi masalah, serta merta langsung bersikap reaktif terhadap masalah tersebut. Kita menjadi orang yang “kagetan”. Namun jika kita memiliki stabilitas, jebakan emosional tidak akan mengurung kita. Dengan kata lain kita telah mampu bersikap proaktif.

Proaktif adalah kombinasi dari dua sifat, yaitu sensitif dan inisiatif. Seorang yang Stability mempunyai suatu kepekaan/sensitivitas, kepekaan terhadap situasi, kapan harus bertindak, kapan harus berdiam diri. Sedangkan inisitatif adalah kemampuan seseorang untuk mendahului suatu tugas/pekerjaan sebelum didahului ataupun diminta oleh orang lain. Ada orang yang peka tetapi tidak berinisiatif dan sebaliknya ada yang berinisiatif tetapi tidak didorong oleh rasa kepekaan. Untuk menyeleraskan keduanya diperlukan “balancing tool”, yaitu yang dikenal dengan intuisi. Ketika intuisi telah mampu melakukan link and match terhadap sensitivitas dan inisiatif, berarti telah tercapainya kestabilan hidup. Stability akan membawa kita ke arah wilayah sukses, namun tidak berhenti hanya sampai tahap ini saja, karena akan melahirkan mental “status quo”. Ketika sukses telah diraih, maka dianggap sudah selesai tugas dalam hidup kita. “Saya sudah mencapai puncak keberhasilan, apalagi yang harus saya kerjakan? Semua sudah saya dapatkan, jabatan, uang, rumah, segala macam simbol-simbol kesejahteraan sudah saya peroleh,” demikian komentar banyak diantara kita. Namun perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al’Alaq ayat 6-7, “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.”

Ternyata untuk mencapai “hidup berkah” tidak cukup hanya sukses saja, masih ada tahap yang harus dicapai. Langkah awal menuju hidup berkah perlu didahului dengan kepahaman makna sukses itu sendiri. Ada satu kalimat menarik yang dapat dijadikan definisi yang sederhana untuk sukses dari sabda Rasullah, “Barang siapa yang hari ini lebih baik dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang sukses. Barang siapa yang hari ini sama seperti yang terdahulu, maka dia termasuk orang yang tertipu. Barang siapa yang hari ini lebih buruk dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang-orang yang merugi dihadapan Allah SWT...” Jadi orang yang sukses adalah today is better than yesterday and tomorrow will be better than today. Tidak perlu ditanyakan sudah berapa langkah yang dilakukan, sudah berapa meter yang dicapai, namun yang terpenting adalah judulnya. Ketika langkah sudah dilakukan, itu artinya sudah sukses, sudah lebih dari yang sebelumnya. Success is not destination, but it is a journey. Sukses bukan tujuan, tapi sukses adalah perjalanan. Perjalanan ke tahap berikutnya.
Tahap berikutnya adalah “di atas sukses ada sukses” atau tahap signifikan. Untuk sampai ke sana perlu diperhatikan sebuah pernyataan berikut: “Menjadi orang sukses itu penting, tapi menjadi orang besar jauh lebih penting.” Seperti apakah orang besar itu? Orang besar adalah orang yang tidak hanya sukses untuk dirinya tapi dia bisa membuat sukses orang lain.
Siapa pun Anda, apa pun posisi Anda, apa pun jabatan Anda, apa pun peran dan fungsi Anda di rumah, di kantor, di masyarakat, di dalam kehidupan politik, di dalam kehidupan berbangsa bahkan dunia, kita harus memiliki tahapan yang disebut signifikan. Signifikan adalah di atas sukses ada sukses. Setelah Anda berhasil, Anda harus memacu diri untuk bisa membuat orang lain lebih berhasil dibandingkan Anda.

Seorang yang sukses belum tentu berkah, tetapi orang yang signifikan sudah pasti akan berkah. Tauladan Rasulullah, Beliau tidak hanya sukses untuk dirinya tetapi juga bisa membuat orang lain sukses. Sebagai contoh di zaman Umar Ibnul-Kathab dakwah bisa sampai ke Spanyol, suatu hal yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Ini berarti Beliau adalah seorang significant, yaitu seorang sukses yang juga bisa membuat sukses orang lain.

Uraian diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut.

                                                                        PROACTIVE
SURVIVE                        STABILITY                    SUCCESS                   SIGNIFICANT

Pada tahap awal hanya bertahan hidup (survive), yaitu seorang yang berdiri kemudian matanya kebawah (eye down), lalu tangannya ke bawah (hold hand down), kemudian melangkah dengan lambat (slow step), tidak merasa percaya diri (unconfidence) menghadapi hidup, merasa semuanya sudah nasib dan takdir.

Tahap survive harus dirubah melalui tindakan, namun tidak lagi didasarkan kepada emosional, tetapi melalui analisis secara rasional dan diputuskan secara spriritual untuk menuju stability. Seorang yang stability adalah seorang yang telah mampu mengangkat sebelah tangannya ke atas, meskipun sementara tangan lainnya masih dibawah. Dapat dikatakan sudah stabil dan tidak reaktif lagi.

Tahap stability menjadi success adalah melalui tindakan proaktif, yaitu kombinasi dari sensitif dan inisiatif yang diselaraskan dengan intuisi. Seorang yang sukses dapat disederhanakan sebagai orang yang sudah lebih baik dari sebelumnya.
Namun untuk mencapai hidup berkah, tidak cukup sukses saja namun harus bergerak menjadi orang besar, orang yang signifikan melalui usaha untuk membuat orang lain sukses.

Akhirnya Apabila Anda telah dapat membuat orang lain sukses, maka Anda telah berada lebih tinggi dibandingkan mereka tidak perlu kuatir sesuai dengan spirit yang di ajarkan Allah SWT dalam salah satu ayat-Nya, “Faidza faraghta fanshab wa ila rabbika farghab.” (Apabila telah selesai satu urusan, maka bersiap-siaplah untuk urusan yang lainnya). Ada dua makna dari ayat ini, Pertama, jangan coba-coba masuk pada pekerjaan baru sebelum selesaikan pekerjaan lama, tuntaskan dan selesaikan. Kedua, setelah menyelesaikan pekerjaan lama, bersiap dirilah masuk pada pekerjaan berikutnya. 

Sabtu, 29 Juni 2013

INDUSTRIAL BALANCING CONCEPT

INDUSTRIAL  BALANCING  CONCEPT
Oleh: Roni Sudianto

Kata Pengantar
Konsep ini dibangun berdasarkan pada hasil pengalaman lapangan/praktek selama penulis aktif di organisasi pekerja/buruh dan kemudian sebagai Human Resources Development Manager pada suatu perusahaan manufaktur.
Pengalaman tersebut dikembangkan berdasarkan serangkaian alat analisis dan metode keilmuan yang lebih komprehensif berdasarkan pengalaman bekerja di perusahaan jasa konsultasi.
Dari perpaduan antara praktek dan metode analisis dirumuskan suatu konsep dalam pengelolaan manusia, sistem dan lingkungan pada suatu organisasi, dimana ke tiga hal tersebut merupakan aspek-aspek terpenting yang saling berinteraksi dan berpengaruh besar pada kegiatan pencapaian tujuan suatu usaha.
Konsep ini diberikan inisial “Industrial Balancing Concept” [ IBC ], yaitu suatu konsep yang dapat dipergunakan untuk menyeimbangkan aspek-aspek yang saling berinteraksi dalam suatu organisasi sehingga dapat dikelola dengan lebih baik dalam usaha mencapai hasil yang optimal.
Penulis sadari konsep ini masih harus lebih dikembangkan sehingga didapatkan suatu metode yang lebih tepat dan berdaya guna.

I.   PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dunia bisnis dan industri saat ini memasuki era globalisasi, dimana tantangan dan persaingan semakin berat dan ketat. Oleh karenanya setiap organisasi dan bisnis harus mempersiapkan diri dan melakukan maintenant terhadap organisasinya agar dapat terus bertahan bahkan memenangkan setiap pertarungan. Salah satu kunci keberhasilan mencapai tujuan tersebut, setiap organisasi dituntut untuk dapat menghasilkan produk dengan kualitas prima dan dengan harga yang kompetitif.
Pencapaian maksud tersebut hanya dapat dihasilkan oleh suatu organisasi yang didalam organisasinya tercipta iklim usaha yang produktif, efektif dan efisien. Banyak cara telah dilakukan organisasi untuk mencapai iklim usaha tersebut, namun banyak diantaranya tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan bahkan mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena kurang terencananya program atau cara yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi tersebut. Dalam artian, program yang dilaksakan tidak mendasarkan diri pada apa yang dimiliki dan dibutuhkan oleh organisasi (threat, opportunity, weakness and strength). Dengan demikian kondisi tersebut menciptakan turbulensi dalam organisasi (ketidak seimbangan industri-red), tentunya hal ini mengakibatkan hasil yang diraih tidak sepadan dengan ongkos yang telah dikeluarkan.
Sebuah alternatif konsep yang dapat diterapkan dan di uji cobakan dalam mengatasi berbagai kegagalan tersebut adalah suatu konsep yang penulis perkenalkan dengan inisial “INDUSTRIAL BALANCING CONCEPT” [ IBC ].

B. Apakah IBC
IBC adalah suatu konsep pengelolaan manusia, sistem dan lingkungannya dalam suatu organisasi secara integrated.
§  Manusia
Sebagai pelaksana dan dominator dari suatu proses kegiatan usaha dan menjadi aspek terpenting dalam IBC.
§  Sistem
Merupakan tata cara, alur, norma tentang bagaimana manusia menjalankan dan berbuat dalam suatu proses kegiatan usaha.
§  Lingkungan
Kondisi fisik dan non-fisik yang memungkinkan manusia ataupun organisasi menciptakan produk.
Ketiga aspek tersebut haruslah direncanakan, dikelola dan dibentuk dengan tepat sehingga menghasilkan “synergisme power” dalam pencapaian tujuan organisasi secara optimal.

II.  INTISARI
Kosep IBC terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu:
·      Aspek Manusia, meliputi
Ø  Budaya (cultur)
Suatu kebiasaan/habit yang membentuk pola pikir dan pola tindak yang kemudian menjadi keseragaman/unity dari suatu organisasi.
Ø  Hubungan (relation)
Suatu cara/pola interaksi antar manusia dalam organisasi yang berbentuk perlakukan, penganggapan, penanganan dan komunikasi.
Ø  Pribadi (individu)
Bagaimana manusia secara individu di/ter-lindungi, diperlakukan, dianggap dan ditanggapi dalam suatu organisasi.
·      Aspek Sistem, meliputi:
Ø  Aturan (rule)
Kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak tertulis yang merupakan suatu ketertundukan tanpa kecuali dari manusia yang ada dalam organisasi tentang tata cara, tata laku, hukuman dan penghargaan.
Ø  Prosedur (procedure)
Alur dari proses pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi yang tersusun secara baku dan standar yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugas.
Ø  Adminstrasi (adminstration)
Proses dokumentasi dari berbagai kegiatan yang dijalankan organisasi.
·      Aspek Lingkungan, meliputi:
Ø  Lingkungan Perusahaan (company environtment)
Lingkungan internal organisasi baik fisik maupun non-fisik dimana proses kegiatan organisasi berjalan.
Ø  Lingkungan Industri (industrial environtment)
Interaksi eksternal organisasi di dalam dunia industri
Ø  Lingkungan Kemasyarakatan (society environtment)
Interaksi antara organisasi dengan masyarakat sekitar.

III.   AUDIT IBC
Ke tiga aspek IBC tersebut harus dipetakan dan diketahui sejauh mana telah berjalan melalui suatu proses kegiatan yang disebut “audit IBC”. Output dari kegiatan ini memberikan informasi mengenai ketiga aspek IBC tersebut dijalankan selama ini, sehingga dapat dikembangkan melalui penyusunan “rencana strategis (RENSTRA) IBC” bagi organisasi.
Audit IBC terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut:
§  Survey
Tahap pengumpulan data primer dan sekunder, internal dan eksternal dari ketiga aspek IBC  (hasilnya berupa company profile, employe profile dan relation profile).
§  Focus Group Discussion
Merupakan tahap pengkristalan suatu “data” menjadi “informasi” yang dapat menggambarkan secara umum kondisi yang ada.
§  Analisis
Tahap pengolahan “informasi” menjadi “knowledge” dengan berbagai tehnik/alat analisis (alat analisis yang penulis sodorkan adalah TOWS Analysis dan Analythical Hierarchy Process).
§  Penyusunan Renstra
Tahap pematangan suatu “knowledge” menjadi “wisdom”, yaitu penyusunan suatu kebijakan dari aspek IBC secara terencana dan terintegrated (metode yang digunakan adalah “Balance Scorecard”).

IV.  PENUTUP
Demikian konsep IBC yang penulis rumuskan dan tentunya membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam implementasinya, sehingga dapat terwujudnya tujuan dari konsep ini yaitu terciptanya iklim usaha yang produktif, efektif dan efisien dalam suatu organisasi.

Apa yang penulis paparkan hanyalan gambaran umum dan ringkas tentang konsep yang   penulis sodorkan, untuk lebih detail penulis membuka diri untuk berdiskusi lebih lanjut. Semoga berguna bagi kita semua. Amin.