Minggu, 30 Juni 2013

LIFE EXCELLENT; Menuju Hidup Lebih Baik

LIFE EXCELLENT; Menuju Hidup Lebih Baik


Tulisan berikut ini merupakan ringkasan dari salah satu bagian bab dengan judul yang sama dari buku LIFE EXCELLENT karangan Reza M. Syarief, terbitan Prestasi Jakarta, tahun 2005. Selanjutnya akan diposting bagian lain dari isi buku tersebut pada kesempatan berikutnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banyak orang bilang sekarang ini zaman multi krisis, sehingga manajemen hidup yang dipegang juga manajemen krisis. Banyak diantaranya memakai prinsip “pasrahisme” dengan “nrimo mentality”, yaitu mentalitas menerima apa adanya, apapun yang terjadi harus diterima, buat apa “ngoyo”. memang sudah takdir dan nasib.
Namun prinsip ini tidak selaras dengan konsep tawakal yang kita kenal, karena tawakal akan terjadi setelah kita melewati proses ikhtiar plus doa. Dalam suatu riwayat Rasulullah menegur seorang jamaah yang menaruh unta tetapi tidak diikatkan ke sebuah tiang. Lalu ditegur oleh Rasulullah, “Bagaimana Anda dapat membiarkan unta Anda tanpa diikat?” Orang itu menjawab, “Ya Rasulullah, saya tawakal. Kalau memang sudah takdirnya hilang ya hilang saja, silahkan. Tapi kalau masih rezeki saya, tentu unta itu tetap ada.” Rasulullah membantah argumen orang itu, “Bukan begitu yang dimaksud dengan tawakal. Anda ikat dengan kencang, baru setelah itu Anda tawakal.” Usaha yang keras dan berdoa yang tekun baru kita tawakal kepada Allah SWT.   
Prinsip inilah yang disebut dengan “stabilitas”, dimana dalam bertindak tidak lagi didasarkan kepada emosional tetapi dianalisis secara rasional dan diputuskan secara spiritual. Banyak diantara kita ketika menghadapi masalah, serta merta langsung bersikap reaktif terhadap masalah tersebut. Kita menjadi orang yang “kagetan”. Namun jika kita memiliki stabilitas, jebakan emosional tidak akan mengurung kita. Dengan kata lain kita telah mampu bersikap proaktif.

Proaktif adalah kombinasi dari dua sifat, yaitu sensitif dan inisiatif. Seorang yang Stability mempunyai suatu kepekaan/sensitivitas, kepekaan terhadap situasi, kapan harus bertindak, kapan harus berdiam diri. Sedangkan inisitatif adalah kemampuan seseorang untuk mendahului suatu tugas/pekerjaan sebelum didahului ataupun diminta oleh orang lain. Ada orang yang peka tetapi tidak berinisiatif dan sebaliknya ada yang berinisiatif tetapi tidak didorong oleh rasa kepekaan. Untuk menyeleraskan keduanya diperlukan “balancing tool”, yaitu yang dikenal dengan intuisi. Ketika intuisi telah mampu melakukan link and match terhadap sensitivitas dan inisiatif, berarti telah tercapainya kestabilan hidup. Stability akan membawa kita ke arah wilayah sukses, namun tidak berhenti hanya sampai tahap ini saja, karena akan melahirkan mental “status quo”. Ketika sukses telah diraih, maka dianggap sudah selesai tugas dalam hidup kita. “Saya sudah mencapai puncak keberhasilan, apalagi yang harus saya kerjakan? Semua sudah saya dapatkan, jabatan, uang, rumah, segala macam simbol-simbol kesejahteraan sudah saya peroleh,” demikian komentar banyak diantara kita. Namun perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al’Alaq ayat 6-7, “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.”

Ternyata untuk mencapai “hidup berkah” tidak cukup hanya sukses saja, masih ada tahap yang harus dicapai. Langkah awal menuju hidup berkah perlu didahului dengan kepahaman makna sukses itu sendiri. Ada satu kalimat menarik yang dapat dijadikan definisi yang sederhana untuk sukses dari sabda Rasullah, “Barang siapa yang hari ini lebih baik dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang sukses. Barang siapa yang hari ini sama seperti yang terdahulu, maka dia termasuk orang yang tertipu. Barang siapa yang hari ini lebih buruk dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang-orang yang merugi dihadapan Allah SWT...” Jadi orang yang sukses adalah today is better than yesterday and tomorrow will be better than today. Tidak perlu ditanyakan sudah berapa langkah yang dilakukan, sudah berapa meter yang dicapai, namun yang terpenting adalah judulnya. Ketika langkah sudah dilakukan, itu artinya sudah sukses, sudah lebih dari yang sebelumnya. Success is not destination, but it is a journey. Sukses bukan tujuan, tapi sukses adalah perjalanan. Perjalanan ke tahap berikutnya.
Tahap berikutnya adalah “di atas sukses ada sukses” atau tahap signifikan. Untuk sampai ke sana perlu diperhatikan sebuah pernyataan berikut: “Menjadi orang sukses itu penting, tapi menjadi orang besar jauh lebih penting.” Seperti apakah orang besar itu? Orang besar adalah orang yang tidak hanya sukses untuk dirinya tapi dia bisa membuat sukses orang lain.
Siapa pun Anda, apa pun posisi Anda, apa pun jabatan Anda, apa pun peran dan fungsi Anda di rumah, di kantor, di masyarakat, di dalam kehidupan politik, di dalam kehidupan berbangsa bahkan dunia, kita harus memiliki tahapan yang disebut signifikan. Signifikan adalah di atas sukses ada sukses. Setelah Anda berhasil, Anda harus memacu diri untuk bisa membuat orang lain lebih berhasil dibandingkan Anda.

Seorang yang sukses belum tentu berkah, tetapi orang yang signifikan sudah pasti akan berkah. Tauladan Rasulullah, Beliau tidak hanya sukses untuk dirinya tetapi juga bisa membuat orang lain sukses. Sebagai contoh di zaman Umar Ibnul-Kathab dakwah bisa sampai ke Spanyol, suatu hal yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Ini berarti Beliau adalah seorang significant, yaitu seorang sukses yang juga bisa membuat sukses orang lain.

Uraian diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut.

                                                                        PROACTIVE
SURVIVE                        STABILITY                    SUCCESS                   SIGNIFICANT

Pada tahap awal hanya bertahan hidup (survive), yaitu seorang yang berdiri kemudian matanya kebawah (eye down), lalu tangannya ke bawah (hold hand down), kemudian melangkah dengan lambat (slow step), tidak merasa percaya diri (unconfidence) menghadapi hidup, merasa semuanya sudah nasib dan takdir.

Tahap survive harus dirubah melalui tindakan, namun tidak lagi didasarkan kepada emosional, tetapi melalui analisis secara rasional dan diputuskan secara spriritual untuk menuju stability. Seorang yang stability adalah seorang yang telah mampu mengangkat sebelah tangannya ke atas, meskipun sementara tangan lainnya masih dibawah. Dapat dikatakan sudah stabil dan tidak reaktif lagi.

Tahap stability menjadi success adalah melalui tindakan proaktif, yaitu kombinasi dari sensitif dan inisiatif yang diselaraskan dengan intuisi. Seorang yang sukses dapat disederhanakan sebagai orang yang sudah lebih baik dari sebelumnya.
Namun untuk mencapai hidup berkah, tidak cukup sukses saja namun harus bergerak menjadi orang besar, orang yang signifikan melalui usaha untuk membuat orang lain sukses.

Akhirnya Apabila Anda telah dapat membuat orang lain sukses, maka Anda telah berada lebih tinggi dibandingkan mereka tidak perlu kuatir sesuai dengan spirit yang di ajarkan Allah SWT dalam salah satu ayat-Nya, “Faidza faraghta fanshab wa ila rabbika farghab.” (Apabila telah selesai satu urusan, maka bersiap-siaplah untuk urusan yang lainnya). Ada dua makna dari ayat ini, Pertama, jangan coba-coba masuk pada pekerjaan baru sebelum selesaikan pekerjaan lama, tuntaskan dan selesaikan. Kedua, setelah menyelesaikan pekerjaan lama, bersiap dirilah masuk pada pekerjaan berikutnya. 

Sabtu, 29 Juni 2013

INDUSTRIAL BALANCING CONCEPT

INDUSTRIAL  BALANCING  CONCEPT
Oleh: Roni Sudianto

Kata Pengantar
Konsep ini dibangun berdasarkan pada hasil pengalaman lapangan/praktek selama penulis aktif di organisasi pekerja/buruh dan kemudian sebagai Human Resources Development Manager pada suatu perusahaan manufaktur.
Pengalaman tersebut dikembangkan berdasarkan serangkaian alat analisis dan metode keilmuan yang lebih komprehensif berdasarkan pengalaman bekerja di perusahaan jasa konsultasi.
Dari perpaduan antara praktek dan metode analisis dirumuskan suatu konsep dalam pengelolaan manusia, sistem dan lingkungan pada suatu organisasi, dimana ke tiga hal tersebut merupakan aspek-aspek terpenting yang saling berinteraksi dan berpengaruh besar pada kegiatan pencapaian tujuan suatu usaha.
Konsep ini diberikan inisial “Industrial Balancing Concept” [ IBC ], yaitu suatu konsep yang dapat dipergunakan untuk menyeimbangkan aspek-aspek yang saling berinteraksi dalam suatu organisasi sehingga dapat dikelola dengan lebih baik dalam usaha mencapai hasil yang optimal.
Penulis sadari konsep ini masih harus lebih dikembangkan sehingga didapatkan suatu metode yang lebih tepat dan berdaya guna.

I.   PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dunia bisnis dan industri saat ini memasuki era globalisasi, dimana tantangan dan persaingan semakin berat dan ketat. Oleh karenanya setiap organisasi dan bisnis harus mempersiapkan diri dan melakukan maintenant terhadap organisasinya agar dapat terus bertahan bahkan memenangkan setiap pertarungan. Salah satu kunci keberhasilan mencapai tujuan tersebut, setiap organisasi dituntut untuk dapat menghasilkan produk dengan kualitas prima dan dengan harga yang kompetitif.
Pencapaian maksud tersebut hanya dapat dihasilkan oleh suatu organisasi yang didalam organisasinya tercipta iklim usaha yang produktif, efektif dan efisien. Banyak cara telah dilakukan organisasi untuk mencapai iklim usaha tersebut, namun banyak diantaranya tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan bahkan mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena kurang terencananya program atau cara yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi tersebut. Dalam artian, program yang dilaksakan tidak mendasarkan diri pada apa yang dimiliki dan dibutuhkan oleh organisasi (threat, opportunity, weakness and strength). Dengan demikian kondisi tersebut menciptakan turbulensi dalam organisasi (ketidak seimbangan industri-red), tentunya hal ini mengakibatkan hasil yang diraih tidak sepadan dengan ongkos yang telah dikeluarkan.
Sebuah alternatif konsep yang dapat diterapkan dan di uji cobakan dalam mengatasi berbagai kegagalan tersebut adalah suatu konsep yang penulis perkenalkan dengan inisial “INDUSTRIAL BALANCING CONCEPT” [ IBC ].

B. Apakah IBC
IBC adalah suatu konsep pengelolaan manusia, sistem dan lingkungannya dalam suatu organisasi secara integrated.
§  Manusia
Sebagai pelaksana dan dominator dari suatu proses kegiatan usaha dan menjadi aspek terpenting dalam IBC.
§  Sistem
Merupakan tata cara, alur, norma tentang bagaimana manusia menjalankan dan berbuat dalam suatu proses kegiatan usaha.
§  Lingkungan
Kondisi fisik dan non-fisik yang memungkinkan manusia ataupun organisasi menciptakan produk.
Ketiga aspek tersebut haruslah direncanakan, dikelola dan dibentuk dengan tepat sehingga menghasilkan “synergisme power” dalam pencapaian tujuan organisasi secara optimal.

II.  INTISARI
Kosep IBC terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu:
·      Aspek Manusia, meliputi
Ø  Budaya (cultur)
Suatu kebiasaan/habit yang membentuk pola pikir dan pola tindak yang kemudian menjadi keseragaman/unity dari suatu organisasi.
Ø  Hubungan (relation)
Suatu cara/pola interaksi antar manusia dalam organisasi yang berbentuk perlakukan, penganggapan, penanganan dan komunikasi.
Ø  Pribadi (individu)
Bagaimana manusia secara individu di/ter-lindungi, diperlakukan, dianggap dan ditanggapi dalam suatu organisasi.
·      Aspek Sistem, meliputi:
Ø  Aturan (rule)
Kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak tertulis yang merupakan suatu ketertundukan tanpa kecuali dari manusia yang ada dalam organisasi tentang tata cara, tata laku, hukuman dan penghargaan.
Ø  Prosedur (procedure)
Alur dari proses pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi yang tersusun secara baku dan standar yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugas.
Ø  Adminstrasi (adminstration)
Proses dokumentasi dari berbagai kegiatan yang dijalankan organisasi.
·      Aspek Lingkungan, meliputi:
Ø  Lingkungan Perusahaan (company environtment)
Lingkungan internal organisasi baik fisik maupun non-fisik dimana proses kegiatan organisasi berjalan.
Ø  Lingkungan Industri (industrial environtment)
Interaksi eksternal organisasi di dalam dunia industri
Ø  Lingkungan Kemasyarakatan (society environtment)
Interaksi antara organisasi dengan masyarakat sekitar.

III.   AUDIT IBC
Ke tiga aspek IBC tersebut harus dipetakan dan diketahui sejauh mana telah berjalan melalui suatu proses kegiatan yang disebut “audit IBC”. Output dari kegiatan ini memberikan informasi mengenai ketiga aspek IBC tersebut dijalankan selama ini, sehingga dapat dikembangkan melalui penyusunan “rencana strategis (RENSTRA) IBC” bagi organisasi.
Audit IBC terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut:
§  Survey
Tahap pengumpulan data primer dan sekunder, internal dan eksternal dari ketiga aspek IBC  (hasilnya berupa company profile, employe profile dan relation profile).
§  Focus Group Discussion
Merupakan tahap pengkristalan suatu “data” menjadi “informasi” yang dapat menggambarkan secara umum kondisi yang ada.
§  Analisis
Tahap pengolahan “informasi” menjadi “knowledge” dengan berbagai tehnik/alat analisis (alat analisis yang penulis sodorkan adalah TOWS Analysis dan Analythical Hierarchy Process).
§  Penyusunan Renstra
Tahap pematangan suatu “knowledge” menjadi “wisdom”, yaitu penyusunan suatu kebijakan dari aspek IBC secara terencana dan terintegrated (metode yang digunakan adalah “Balance Scorecard”).

IV.  PENUTUP
Demikian konsep IBC yang penulis rumuskan dan tentunya membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam implementasinya, sehingga dapat terwujudnya tujuan dari konsep ini yaitu terciptanya iklim usaha yang produktif, efektif dan efisien dalam suatu organisasi.

Apa yang penulis paparkan hanyalan gambaran umum dan ringkas tentang konsep yang   penulis sodorkan, untuk lebih detail penulis membuka diri untuk berdiskusi lebih lanjut. Semoga berguna bagi kita semua. Amin.

Jumat, 28 Juni 2013

Peta Partai Politik Kota Tangerang Selatan (Studi Analisis Pemilu 2009)

Pemilihan Umum Tahun 2014 akan segera tiba, DCS telah diterbitkan dan masing-maing caleg telah mulai berancang-ancang mengatur strategi dan kiat menarik suara. Namun sayangnya, secara umum semua dilakukan secara instant. Jarang sekali para caleg ataupun partai politik membina kader atau konstituennya secara berkesinambungan, wal hasil semua instant dan yang pasti "high cost" dan belum tentu tepat. Sebagai bagian dari usaha menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian serta pengetahuan politik di masyarakat berikut ini dicoba dipaparkan sebagian tulisan dari peta partai politik di Tangerang Selatan yang merupakan studi analisis Pemilu 2009. Tulisan ini dalam bentuk buku sebanyak 150 halaman yang belum diterbitkan memuat peta politik di Kota Tangerang Selatan yang merupakan  analisis hasil Pemilu 2009 per dapil, per kecamatan dan per kelurahan. Tentunya yang berminat dapat berdiskusi dan share lebih lanjut. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua.

 3.2. Analisis Potensi Perolehan Suara

Pemilihan Umum Tahun 2009 di Kota Tangerang Selatan diikuti lebih dari 485 ribu pemilih (hanya 67,16% dari DPT), sehingga terdapat lebih dari 30% pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Dari pemilih yang melakukan pencoblosan pada Pemilu tersebut terdapat lebih dari 31 ribu suara tidak sah (6,40%). Berdasarkan informasi ini sesungguhnya masih cukup banyak suara dapat didulang oleh partai politik, yaitu melalui pendidikan dan pendekatan kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi dan menggunakan hak pilihnya serta bagaimana cara melakukan pencoblosan yang benar. Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya terbesar menurut jumlah berada di Kecamatan Pondok Aren (60.455 pemilih) dan menurut persentase ada pada Kecamatan Ciputat Timur (37,21%). Sedangkan suara tidak sah terbesar menurut jumlah berada di Kecamatan Pondok Aren (7.072 suara) dan menurut persentase berada di Kecamatan Setu (8,25%).     

Tabel. 3.1. Komposisi Tidak Memilih Dan Suara Tidak Sah
Daerah Pemilihan
Pemilih
Tidak
% Tidak
Menggunakan
Suara
% Suara
(DPT)
Memilih
Memilih
Hak Pilih
Tidak Sah
Tidak Sah
DAPIL V






Kecamatan Serpong
71.672
20.721
28,91
50.951
3.652
7,17
Kecamatan Serpong Utara
62.538
20.647
33,02
41.891
2.924
6,98
Kecamatan Setu
35.765
10.002
27,97
25.763
2.125
8,25
Kecamatan Pondok Aren
167.079
60.455
36,18
106.624
7.072
6,63
Sub Total
337.054
111.825
33,18
225.229
15.773
7,00
DAPIL VI

Kecamatan Ciputat
112.646
35.002
31,07
77.644
5.008
6,45
Kecamatan Ciputat Timur
101.679
37.838
37,21
63.841
4.269
6,69
Kecamatan Pamulang
171.078
52.624
30,76
118.454
6.002
5,07
Sub Total
385.403
125.464
32,55
259.939
15.279
5,88
Total
722.457
237.289
32,84
485.168
31.052
6,40

3.3.   Analisis Peta Kekuatan Partai Politik Per Dapil

Pada pembahasan analisis peta kekuatan partai politik di Kota Tangerang Selatan, kekuatan wilayah pengumpul suara lebih didasarkan pada persentase suara yang diperoleh partai politik baik menurut tingkat kota, Dapil, kecamatan, maupun tingkat kelurahan. Hal ini bertolak pada pemikiran bahwa perolehan jumlah suara yang besar bagi partai politik bukanlah berarti bahwa partai politik tersebut dipilih oleh sebagian besar populasi pemilih di suatu wilayah karena penguasaan wilayah bergantung pada berapa besar persentase pendukung dari populasi pemilih di wilayah tersebut.

3.3.1. Daerah Pemilihan Tangerang Selatan 1
Peraih suara terbanyak pada Pemilihan Umum Tahun 2009 di Kota Tangerang Selatan pada Dapil TS 1 adalah Partai Demokrat dengan memperoleh 23,83% dari total suara sah pada Dapil tersebut. Meskipun demikian persentase perolehan suara tersebut masih dibawah persentase perolehan suara tingkat Kota yang sebesar 25,73%. Meskipun perolehan suara pada Dapil ini tertinggi ternyata Partai Demokrat tidak secara mutlak meraih suara tertinggi di semua kecamatan, dimana pada Kecamatan Serpong Partai Golkar dapat mengungguli perolehan suara Partai Demokrat lebih dari 2 ribu suara.

Tabel 3.2. Dua Puluh Besar Perolehan Suara Partai Politik Dapil TS 1
Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 Di Kota Tangerang Selatan
Rank
Nama Partai
Kecamatan
Total
Serpong
Serpong Utara
Pondok Aren
Setu
1
Partai Demokrat
8.176
8.715
28.739
4.273
49.903
2
Partai Keadilan Sejahtera
5.111
3.930
18.108
4.168
31.317
3
Partai Golongan Karya
10.874
3.320
11.632
3.388
29.214
4
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
3.888
5.566
9.098
1.808
20.360
5
Partai Gerakan Indonesia Raya
1.984
1.752
5.958
917
10.611
6
Partai Amanat Nasional
1.056
2.585
4.720
1.060
9.421
7
Partai Hati Nurani Rakyat
1.380
2.815
2.349
1.791
8.335
8
Partai Persatuan Pembangunan
2.326
770
2.650
2.117
7.863
9
Partai Penegak Demokrasi Indonesia
934
2.342
2.521
219
6.016
10
Partai Kebangkitan Bangsa
2.637
1.150
1.663
399
5.849
11
Partai Damai Sejahtera
1.245
1.234
1.823
337
4.639
12
Partai Bintang Reformasi
255
847
2.643
156
3.901
13
Partai Demokrasi Pembaharuan
2.287
429
376
700
3.792
14
Partai Republika Nusantara
530
128
1.613
164
2.435
15
Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia
640
1.127
367
175
2.309
16
Partai Bulan Bintang
400
113
1.261
333
2.107
17
Partai Sarikat Indonesia
984
250
276
211
1.721
18
Partai Karya Peduli Bangsa
351
570
420
143
1.484
19
Partai Kasih Demokrasi Indonesia
375
231
218
114
938
20
Partai Pengusaha Dan Pekerja Indonesia
260
74
389
77
800

Partai-partai yang memperoleh persentase suara pada Dapil TS 1 lebih besar dari persentase perolehan suara tingkat Kota adalah: PKS (14.95%); Partai Golkar (13,95%); PDIP (9,72%); Partai Gerindra (5,07%); PKB (2,79%); PDS (2,21%); dan PPDI (2,87%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa partai-partai ini memiliki basis suara yang relatif lebih kuat pada Dapil TS 1 dibandingkan pada Dapil TS 2.
Pada Pemilihan Umum tahun 2009 di Daerah Pemilihan Tangerang Selatan 1 terdapat 42 (empat puluh dua) calon legislatif memperoleh suara langsung diatas 1.000 suara dan caleg yang memperoleh suara langsung tertinggi adalah atas nama Ir. H. Bambang P Rachmadi dari Partai Demokrat dengan perolehan suara langsung sebanyak 12.382 suara.

Tabel 3.3. Perolehan Suara Caleg  Diatas 1.000 suara
Pada Pemilu 2009 Di Daerah Pemilihan TS 1
Rank
Nama Caleg
Partai
Serpong
Serpong Utara
Pondok Aren
Setu
Total
1
Ir. H. Bambang P Rachmadi
Demokrat
1.992
2.137
7.198
1.055
12.382
2
H. Abdul Rahim HR, S.Sos
Golkar
7.737
805
1.232
1.795
11.569
3
Syihabuddin Hasyim, Drs, SH
Golkar
165
109
3.053
173
3.500
4
Arif Wahyudi, Ak
PKS
545
408
2.270
273
3.496
5
Toha
PDIP
87
2.968
332
23
3.410
6
H. Muhamad Salbini, Lc, MA
PKS
234
259
2.658
158
3.309
7
Ir. Suryadi Hendarman, MM
PPDI
128
1.147
1.801
24
3.100
8
H. Gacho Sunarso, S. Ip
Demokrat
239
363
2.294
160
3.056
9
Mustapa Abdurrahman, SH
Golkar
38
94
2.491
18
2.641
10
Siti Chodijah
PKS
363
287
1.703
263
2.616
11
Nurhayati Yusup
PKB
1.131
612
742
28
2.513
12
Nani Suparni, SE
PAN
206
1.847
159
265
2.477
13
Surya Adhiyaksa, S. Ip
Demokrat
337
401
1.455
245
2.438
14
Edward Hasibuan, SE, MM
Demokrat
480
530
1.180
136
2.326
15
Hadidin H
Golkar
269
137
1.779
121
2.306
16
Tb. Bayu Murdani
PDIP
877
385
719
242
2.223
17
Dr. H. Djunaedy RS
PAN
68
97
1.860
60
2.085
18
Ir. Hj. Munasri Hadini, M. Sc
PKS
361
190
688
616
1.855
19
H. Agus Miharja, BBA, SE
Hanura
174
1.389
185
101
1.849
20
H. Mohamad Soleh, SE
PDP
1.390
71
33
171
1.665
21
Hj. Endang Saptorini, SE, M. Pd
PKS
178
151
1.184
132
1.645
22
Adi Tiya W
Demokrat
295
311
774
231
1.611
23
Dra Made Laksmi Pusparini
PDIP
258
220
1.036
84
1.598
24
Ir. Heri Pranowo
PDIP
111
71
1.305
92
1.579
25
Ir. Sulaiman
PPP
224
24
49
1.254
1.551
26
Linawati Rompis
PDS
362
353
698
129
1.542
27
H. Herman
PPP
1.076
53
213
133
1.475
28
Drs. H. Moh. Saleh Asnawi
Hanura
268
159
271
772
1.470
29
Julia Miharja
PDS
440
419
491
107
1.457
30
DR. Bambang Susanto
PKPI
410
885
95
57
1.447
31
Bisri Haerudin
PKS
159
72
258
946
1.435
32
Ir. H. M. Rizky Jonis
Demokrat
364
241
657
169
1.431
33
Ir. Zaid Elhabib, MM
Gerindra
267
288
727
126
1.408
34
Dedi Mashudi, SH
Golkar
885
109
285
129
1.408
35
Drs. H. M. Tarmizi
Gerindra
102
126
1.088
59
1.375
36
Drs. Asman Hamzah
PKS
63
71
1.052
35
1.221
37
Juhaeni, S. Pd.i
PKS
610
208
274
107
1.199
38
Yahman H
Golkar
62
979
92
27
1.160
39
R Hercules Tobing
PDIP
182
142
730
61
1.115
40
HM. Irfan Fauzi, SE
PBR
18
46
1.007
31
1.102
41
Abdul Muiz, SE
PAN
18
31
1.013
31
1.093
42
Ahmad Ghozali
PPP
259
112
366
353
1.090
 Keterangan: tanda block adalah anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 - 2014
3.3.2. Daerah Pemilihan Tangerang Selatan 2
  Partai Demokrat adalah peraih tertinggi suara pada Daerah Pemilihan Tangerang Selatan 2 dengan suara yang diraih hampir 67 ribu suara atau sebesar 27,36% suara pada Dapil tersebut. Meskipun demikian Partai Demokrat tidak menjadi partai tertinggi peraih suara di semua kecamatan pada Dapil ini, karena di Kecamatan Ciputat Partai Golkar dapat mengungguli perolehan suara Partai Demokrat.

Tabel 3.4. Dua Puluh Besar Perolehan Suara Partai Politik Dapil TS 2
Pada Pemilihan Umum Tahun 2009 Di Kota Tangerang Selatan
Rank
Nama Partai
Kecamatan
Total
Ciputat
Ciputat Timur
Pamulang
1
Partai Demokrat
15.826
18.096
33.029
66.951
2
Partai Keadilan Sejahtera
9.911
9.085
16.925
35.921
3
Partai Golongan Karya
15.922
4.878
11.346
32.146
4
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
6.293
5.763
10.184
22.240
5
Partai Amanat Nasional
4.209
3.031
5.755
12.995
6
Partai Gerakan Indonesia Raya
3.028
2.939
6.397
12.364
7
Partai Hati Nurani Rakyat
2.426
4.645
4.244
11.315
8
Partai Persatuan Pembangunan
2.639
3.904
4.623
11.166
9
Partai Kebangkitan Bangsa
841
1.179
2.976
4.996
10
Partai Damai Sejahtera
1.240
976
2.748
4.964
11
Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia
2.425
233
1.609
4.267
12
Partai Bulan Bintang
839
284
2.131
3.254
13
Partai Karya Peduli Bangsa
419
306
2.221
2.946
14
Partai Demokrasi Pembaharuan
406
720
1.618
2.744
15
Partai Republika Nusantara
1.032
474
1.085
2.591
16
Partai Bintang Reformasi
1.176
484
467
2.127
17
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
1.257
58
388
1.703
18
Partai Kebangkitan Nasional Ulama
305
645
440
1.390
19
Partai Patriot
238
506
369
1.113
20
Partai Matahari Bangsa
172
143
556
871

Partai-partai yang memperoleh persentase suara pada Dapil TS 2 lebih tinggi dari persentase perolehan suara tingkat kota adalah: Partai Demokrat (27,36%); PAN (5,31%); Partai Hanura (4,62%); PPP (4,56%); PKPI (1,74%); dan PBB (1,33%). Sehingga dapat dikatakan partai-partai tersebut relatif lebih kuat perolehan suaranya pada Dapil TS 2 dibandingkan pada Dapil TS 1.
Pada Pemilihan Umum tahun 2009 di Daerah Pemilihan Tangerang Selatan 2 terdapat 44 (empat puluh empat) calon legislatif memperoleh suara langsung diatas 1.000 suara dan caleg yang memperoleh suara langsung tertinggi adalah atas nama H. Rommy Adhie Santoso dari Partai Demokrat dengan perolehan suara langsung sebanyak 10.593 suara.

Tabel 3.5. Perolehan Suara Caleg  Diatas 1.000 suara
Pada Pemilu 2009 Di Daerah Pemilihan TS 2
Rank
Nama Caleg
Partai
Ciputat
Ciputat Timur
Pamulang
Total
1
H. Rommy Adhie Santoso
Demokrat
2.104
4.197
4.292
10.593
2
Ir. H. Ruhamaben, MSAe
PKS
1.922
1.887
3.722
7.531
3
Drs. Hery Sumardi
Demokrat
3.247
1.225
2.862
7.334
4
Agnes Hanarsih Haroen
Demokrat
794
816
3.800
5.410
5
H. Adi Sucipto
Demokrat
1.238
1.092
2.930
5.260
6
Abdul Kohar
Golkar
2.801
382
2.011
5.194
7
Hj. Sri Noor Lenawati
Demokrat
923
1.015
2.306
4.244
8
Aminudin
Golkar
3.752
84
239
4.075
9
Sukarya, H, S.Ag, M.Si
Golkar
3.200
213
507
3.920
10
Saderi A Sairie
Golkar
374
370
3.083
3.827
11
Amar
Hanura
667
2.780
182
3.629
12
Iwan Rahayu
PDIP
265
200
2.888
3.353
13
Aldi S Zuhri, B,Sc
PDIP
1.593
459
752
2.804
14
Yulhida Zahar, S.Sos
PKS
571
537
1.652
2.760
15
Andi Cut Muthia Ahmad M, A.Md
PKS
990
569
1.053
2.612
16
Heri Somantri, SH
Gerindra
732
512
1.226
2.470
17
Bambang Triyadi
PDIP
804
1.277
369
2.450
18
Gunaral Suprihadi, SE
Hanura
199
548
1.665
2.412
19
Abdul Rahman, SH
Golkar
624
1073
700
2.397
20
Nurhasan
Golkar
1.818
34
527
2.379
21
Drs. Nur Kholiq
PKB
223
227
1.802
2.252
22
Tb. Rachmatullah, S.Ip
PAN
1.371
368
465
2.204
23
Drs. Sudarso
PKS
749
382
960
2.091
24
Ir. H. Achmad Fauzi
PPP
635
328
1.058
2.021
25
Rahayu Lukitaningsih
Gerindra
857
384
705
1.946
26
Hariyadi, S.Ag
Golkar
160
64
1.604
1.828
27
Tb. Irvanul Hakim
Demokrat
611
465
746
1.822
28
Neneng Yunengsih,SH
Golkar
291
1.249
260
1.800
29
Nanang Sukirman
PPP
256
1.012
500
1.768
30
H. Al Mansur, SE
PAN
176
127
1.449
1.752
31
Mohamad Robert Usman
PKPI
1.531
52
124
1.707
32
Suryadi
PDIP
206
606
769
1.581
33
Rosalina Ruth Baryati
PDIP
400
402
685
1.487
34
Hendra Kurniawan
PKPB
52
53
1.357
1.462
35
Wildan Nasir, B.Sc
PAN
694
257
401
1.352
36
M. Ambiya, A.Md
PKS
240
654
421
1.315
37
Wanto Sugito, S.Sos
PDIP
357
335
617
1.309
38
Drs. Abdul Qodir, MA
PBB
231
49
949
1.229
39
Dermawan Setiadi
PPP
169
955
93
1.217
40
Jalal Abdul Nsir
PKS
396
235
544
1.175
41
Endang Sulastri, SH
PDIP
476
179
519
1.174
42
H. Moh. Iqbal Daud, SE
PPP
181
696
239
1.116
43
Dra. Pupu Fauziah
PAN
119
82
857
1.058
44
H. Agus Faturakhman, S.Sos
PAN
164
665
199
1.028
45
Drs. Oman Faturohman
Gerindra
163
284
536
983
46
Alwis Susanti, S. Pd
Gerindra
186
95
652
933
47
Matheas Tahir
PDS
244
229
456
929
  Keterangan: tanda block adalah anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Periode Tahun 2009 - 2014